Tugas Kuliah PGSD Semester 1 PDGK 4301 Evaluasi Pembelajaran SD
TUGAS TUTORIAL 1
NIM : .......
Kode / Nama Program Studi : 119 / PGSD S1
Semester : 1 (Satu)
Soal :
1. Dalam suatu kegiatan, termasuk pada dunia pendidikan tidak terlepas adanya nya nya pengukuran,asesmen dan evaluasi, asesmen dan evaluasi.
2. Masing-masing alat tes memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan tes objektif khususnya tes pilihan ganda !
B. Susun pula bentuk tes uraian dari indikator diatas.
4. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membuat perencanaan tes yang baik.
Jawaban Esai : Nomor 1
1. Tentunya dalam dunia pendidikan tidak akan terlepas dengan adanya pengukuran, asesmen dan evaluasi hal tersebut dilakukan untuk mengukur ketercapaian siswa, kemajuan belajar siswa serta mengefektikan penggunaan informasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Berikut ini uraian mengenai pengukuran, asesmen dan evaluasi :
Keberhasilan suatu program pendidikan hanya dapat diketahui setelah dilakukan pengukuran. Semua kegiatan penelitian yang dilakukan dalam berbagai bidang selalu melibatkan pengukuran baik pengukuran yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif. Produk yang dihasilkan dari suatu teknologi selalu menggunakan pengukuran sehingga dapat dihasilkan produk yang mempunyai presisi tinggi.
Jadi asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa, Berbagai jenis tagihan yang digunakan dalam asesmen antara lain: kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja dan lain sebagainya.
Jawaban Esai : Nomor 2
2. Tes objektif adalah tes yang dilakukan dengan menggunakan ukuran-ukuran yang sudah ditentukan. Peserta tes objektif hanya tinggal memilih jawaban mana yang dianggap paling benar. Namun tes objektif ini memiliki keunggulan dan kelemahan.
Kenggulan-keunggulan tes objektif yaitu sebagai berikut:
a. Tes objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang (ingatan, pemahaman, dan penerapan). Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis butir soal yang seperti itu memerlukan keterampilan tersendiri.
b. Dengan menggunakan tes objektif maka semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian. Dengan menanyakan semua materi yang telah diajarkan maka semua atau sebagian besar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Satuan Pembelajaran (SP) ataupun dalam Rencana Pembelajaran (RP) dapat diukur ketercapaiannya.
c. Dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
d. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta reliabilitasnya set tes. Berdasarkan informasi dari hasil analisis butir soal maka kita akan dapat memperbaiki atau merevisi butir soal sehingga akan menjadi lebih baik.
e. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif khususnya pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan mengubah homogenitas alternatif jawaban. Semakin homogen alternatif jawaban yang kita buat maka tingkat kesukaran butir soal akan semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin kurang homogen alternatif jawaban yang kita buat maka tingkat kesukaran butir soal akan semakin rendah.
f. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik maka kita akan memperoleh informasi yang banyak dari respon yang diberikan oleh siswa. Setiap respons siswa terhadap setiap alternatif jawaban akan memberikan informasi kepada kita tentang penguasaan kognitif siswa terhadap materi yang diujikan. Dengan demikian kita dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa.
Kelemahan-kelemahan tes objektif yaitu sebagai berikut :
a. Walaupun tes objektif dapat digunakan untuk mengukur semua proses berpikir dalam ranah kognitif mulai dari jenjang berpikir sederhana (ingatan) sampai dengan jenjang berpikir tinggi (kreasi), tetapi pada kenyataannya butir soal yang diujikan kepada siswa atau mahasiswa kebanyakan hanya mengukur proses berpikir rendah, walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman. Hal ini semata-mata bukan karena tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman tetapi lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum dapat menulis tes objektif yang mengukur proses berpikir tinggi “Untuk itu Anda sebagai seorang guru harus terus berlatih menulis tes pilihan ganda yang baik terutama yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
b. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat pertanyaan tes uraian. Sebenarnya menulis tes uraian yang baik juga sukar tetapi kalau dibandingkan dengan menulis tes objektif khususnya pilihan ganda maka menulis tes pilihan ganda yang baik lebih sukar. Tampaknya menulis tes objektif dalam bentuk pilihan ganda tidak sulit karena hanya membuat pokok soal (stem) yang diikuti dengan tiga sampai dengan lima alternatif. Tetapi kesulitan tersebut akan muncul pada saat penulis harus membuat alternatif jawaban yang memenuhi syarat sebagai tes objektif yang baik, misalnya semua alternatif jawaban harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih. Karena membuat tes objektif yang baik sulit maka untuk membuat satu set tes untuk ujian sumatif atau EBTA diperlukan waktu yang lama.
c. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka. Jika tes objektif tidak dikonstruksi dengan baik misalnya ditulis dengan menggunakan kalimat yang terlalu panjang serta tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar maka maksud butir soal tersebut akan sukar dipahami oleh siswa”Jika hal ini terjadi maka kesalahan anak dalam menjawab butir soal dapat terjadi bukan karena anak tidak memahami materi yang ditanyakan tetapi karena anak mengalami kesukaran dalam memahami kalimat dalam butir soal. Di samping itu kemampuan anak juga dapat dipengaruhi karena adanya unsur tebakan. Hal ini akan terjadi apabila anak merasa ragu atau kehabisan waktu untuk mengerjakan soal.
Baca juga artikel Kurikulum Sekolah Terbaru
d. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal. Dalam hal ini anak hanya dapat mengingat, menginterpretasi, atau menganalisis ide orang lain yaitu ide penulis soal.
Jawaban Esai : Nomor 3
3. Pada mata pelajaran IPS, ada sebuah indikator sebagai berikut "siswa dapat menjelaskan tujuan koperasi".
a. Buatlah 1 contoh alat tes dengan bentuk pilinan - ganda! Kisi-kisi soal :
Disajikan pertanyaan, siswa mampu menyebutkan tujuan koperasi yang benar. Contoh soal :
b. Tujuan koperasi untuk menjual barang-barang saja (Pengecoh)
c. Tujuan koperasi untuk membangun tatanan perekonomian mandiri (Pengecoh)
d. Tujuan koperasi untuk membangun tatanan perekonomian nasional (Kunci Jawaban)
b. Susun pula bentuk tes uraian dari indikator diatas. Kisi-kisi soal :
Disajikan cerita, siswa dapat menunjukan sikap pak andri yang sesuai dengan tujuan koperasi dan menjelaskannya.
Contoh soal :
Pak andri merupakan pencetus pembentukan koperasi di lingkungannya, meskipun begitu pak andri tidak merasa koperasi tersebut merupakan miliknya. Pak andri beranggapan bahwa koperasi itu milik masyarakat dilingkungannya. Sikap pak andri dalam cerita tersebut apakah sesuai dengan tujuan koperasi? Jika iya jelaskan!
Jawaban Esai : Nomor 4
4. Dalam membuat perencanaan tes yang baik, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu sebagai berikut :
a. Pemulihan sampel materi yang akan diujikan hendaknya dilakukan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel materi yang akan diukur, tingkat kognitif yang akan diukur, jumlah peserta tes, serta jumlah soal yang akan dibuat
c. Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji. Setiap mata pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda dalam mengembangkan proses berfikir siswa. Dengan demikian jenjang kemampuan berfikir yang akan diuji pun berbeda-beda. Jika tujuan suatu pelajaran lebih menekankan pada pengembangan proses berfikir analisis, evaluasi, dan kreasi maka butir soal yang akan digunakan dalam ujian harus dapat mengukur kemampuan tersebut demikian juga sebaliknya.
d. Ragam tes yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes objektif maupun tes uraian.
e. Sebaran tingkat kesukaran butir soal
Pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa butir soal yang dapat memberikan informasi yang besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat kesukarannya sedang (harga p di sekitar 0,5). Secara teoritis dapat dilihat bahwa butir soal dengan tingkat kesukaran = 0,5 akan sangat memungkinkan indeks daya beda maksimal (mendekati 1).
f. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian
Lamanya waktu ujian merupakan faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes. Lamanya waktu ujian (misalnya 90 menit) akan membawa konsekuensi kepada banyaknya butir soal yang harus dibuat.
g. Jumlah butir soal.
Penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian tergantung pada beberapa hal antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ragam soal yang akan digunakan, proses berfikir yang ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
Download File disini - Semoga Bermanfaat
0 Response to "Tugas Kuliah PGSD Semester 1 PDGK 4301 Evaluasi Pembelajaran SD"
Post a Comment